Obyek Wisata Goa Lawa Purbalingga
INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ? TERBATAS UTK 20 ORANG, KHUSUS HARI INI http://ngalirterus.com |
20 JUTA PERBULAN DENGAN MODAL 95 RIBU, MAU? KUNJUNGI WWW.NGALIRTERUS.COM http://ngalirterus.com |
DAFTAR 95 RIBU, KERJA 2 JAM DAPET 500 RIBU, MAU? TERBATAS UTK 20 ORANG, KHUSUS HARI INI http://ngalirterus.com |
MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95 RIBU KUNJUNGI WWW.NGALIRTERUS.COM http://ngalirterus.com |
Sebelum menikmati lorong-lorong gua, pengunjung dapat pula melihat-lihat soevenir, buah-buahan seperti nanas, alpukat dan strobery yang dijual oleh petani setempat. Di sekitar area parkir yang luas, juga terdapat cafe-café yang menyajikan jajanan dan minuman hangat seperti wedang jahe dan mendoan.
Tempat parkir goa lawa
Di dalam kawasan kompleks Goa Lawa, kita dapat juga menikmati arena permainan anak-anak, keong raksasan tempat memadu kasih, berbagai macam tanaman bunga, rindangnya pohon pinus, dan obyek lain yang tentunya sangat menarik.
Perjalanan inti kunjungan ke Goa Lawa tentunya menikmati lorong-lorong gua yang telah ditebari lampu-lampu penerangan.
Jalan di sekitar pintu masuk goa lawa
Di beberapa tempat, juga terpasang lampu-lampu beraneka macam membentuk gambar kelelawar.
Perasaan gelap langsung menyapa begitu sampai di mulut goa. Objek pertama yang terlihat adalah sebuah batu berujud tokoh Punakawan Semar. Meski tidak dipahat namun batu alam ini sangat mirip dengan gambar Semar di pewayangan. Konon batu ini masih kerap memunculkan sosok asli tokoh Semar ini. “Orang disekitar sini menyebutnya mbah Semar,” ujar manajer Goa Lawa, Achmad Sobari.
Batu semar
Lorong Goa
Berjalan sekitar sepuluh meter dari Batu Semar, pandangan kita akan membentur dinding batu berwujud seperti pohon beringin putih yang disebutnya sebagai Waringin Seto. Di sebut Waringin Seto karena memang bentuknya yang mirip pohon beringin, dari batang sampai ke daun-daunnya.
Sepanjang perjalanan, tetesan air dari atap gua tak bisa terhindarkan. Seolah terasa kepala dan tubuh kita basah kuyup.
Istana Lawa dan relief berbentuk dada kelelawar raksasa adalah objek yang kemudian bisa ditemukan. Setelah itu ada Sendang Drajat, Pancuran Slamet dan Bale Paseban.
Waringin seto
Pancuran slamet
Tiga objek terakhir ini menurut cerita, erat kaitannya dengan kisah penyebar agama Islam, Wali Songo. Konon, pada awal penyebaran Islam di tanah Jawa, Goa ini sebagai markas para wali untuk menyebarkan Islam. Mereka kerap bertemu di tempat ini untuk berkoordinasi dan beristirahat.
Paseban Agung sebagai contoh, adalah sebuah ruangan berdimensi 10 x 8 x 3 meter yang biasa digunakan untuk pertemuan. Di tempat ini terdapat sembilan batu yang tersusun sedemikian rupa. Konon sering dipakai untuk duduk para wali. Sendang Drajat dan Pancuran Slamet biasanya dipakai untuk mengambil air wudlu. Sedang sholat dilaksanakan di ruang langgar.
Kisah tentang keberadaan para wali ditempat ini pernah dibuktikan oleh warga sekitar. Beberapa orang dari Cirebon dan Baghdad juga pernah menjumpai hal yang sama di tempat itu.
Selain tempat-tempat yang diduga pernah digunakan oleh para wali, di dalam Goa Lawa juga terdapat beberap goa lain. Diantaranya Goa Batu Keris, Sanggar Panembahan, Goa Mulut Raksasa, Goa Naga, Goa Cepet dan Goa Ratu Ayu.
Selain itu di dalamnya juga ditemukan danau yang airnya sangat jernih.“Kedalaman danau itu lebih dari dua puluh meter. Karena itu, Pemkab Purbalingga ketika mulai membuka obyek wisata ini sekitar tahun 1978 membuat jembatan kecil di dalam goa,” ujar Achmad Sobari.
jembatan kecil di atas danau sedalam 20 m di dalam goa lawa
Penelusuran Goa Lawa memakan waktu sekitar satu jam. Jalan berkelak-kelok harus dilalui para pengunjung untuk menelusuri seluruh isi goa. Namun tak usah khawatir, pemerintah setempat telah membangun jalan yang lega dan aman untuk memuaskan hasrat petualangan kita. Meski mengurangi kenaturalan obeknya, namun keberadaan jalan dan jembatan serta pagar membuat pengunung lebih mudah menelusuri seisi goa.
Bagi siswa sekolah goa Lawa bisa dijadikan sebuah obek pengamatan tentang lapisan-lapisan bumi. Sementara bagi orang-orang yang ingin menyepi, goa Lawa juga kerap menjadi tempat yang bisa dipilih untuk bersemedi, menyerahkan diri pada sang pencipta.
“Kalau beruntung, biasanya orang akan mendapatkan apa yang dicarinya. Baik kejernihan hati maupun barang dalam bentuk fisik seperti pusaka dan jimat,” timpal Surip, seorang juru kunci Goa Lawa.
Melihat sejarah ditemukannya Goa Lawa sebagai tempat berkumpulnya para wali membuat banyak orag mendatangi tempat itu. “Beberapa waktu lalu bahkan ada beberapa orang yang datang langsung dari Baghdad Irak untuk mengunjungi tempat ini. Katanya mereka mendapat petunjuk langsung untuk mengunjungi tempat ini,” cerita Surip.
Namun Surip mengaku tak tahu persis apa yang didapat orang-orang tersebut.
Hanya saja, ada keanehan yang terjadi saat orang-orang tersebut datang ke Goa Lawa.
“Ruang Langgar yang biasanya hanya mampu menampung sekitar dua puluh orang tiba-tiba saja bisa memuat 1 orang tanpa mengalami perubahan bentuk, “tutur Surip. Saat itu tempat tersebut digunakan untuk istighozah bersama.
Sambut Lebaran
Pengunjung obyek wisata Goa Lawa, biasanya akan melimpah seiring dengan kepulangan para pemudik lebaran. Pihak Pemkab Purbalingga melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, pemuda & Olah raga (Disbudparpora) telah menyiapkan obyek ini sebaik mungkin. Mulai dari keamanan para pengunjung, arena hiburan, hingga kedamaian menikmati obyek wisata tak perlu diragukan. Pemkab setempat tentunya ingin memberikan yang terbaik bagi Anda para pengunjung. Selamat berlibur dan menikmati Obyek wisata Goa Lawa.
Di area obyek wisata goa lawa juag terdapat goa lain yaitu goa lorong kereta
Gua memang menyimpan banyak keajaiban alam yang sangat menakjubkan, terutama dengan jenis bebatuannya.Selain Gualawayang sudah sangat dikenal masyarakat Kota Purbalingga khususnya dan masyarakat Jawa Tengah pada umumnya, kini di Obyek Wisata Gualawa juga telah dibuka Gua Lorong Kereta. Gua Lorong Keretaadalah gua yang menyerupai gerbong kereta dan mempunyai keunikan tersendiri dengan jenis bebatuannya. Gua yang masih alami ini diperuntukkan untuk wisata minat khusus. Bagi wisatawan yang gemar berpetualang dan menyukai tantangan pasti akan tertarik melakukan susur gua (caving) didalam Gua Lorong Kereta yang mempunyai kedalaman sekitar 300 m.
Gua Lorong kereta mempunyai beberapa lorong yang tidak saling berhubungan. Untuk bisa memasuki Gua Lorong kereta Anda harus ektra hati-hati karena lorong utama untuk masuk sempit, Anda harus jongkok dan merangkak untuk bisa menelusuri lorong demi lorong yang terdapat di Gua Lorong Kereta.
Bebatuan di Gua Lorong Kereta mempunyai banyak keunikan, tak kalah dengan batu klawing yang lagi booming di Kota Purbalingga. Di Gua Lorong Kereta ada beberapa batu yang menyerupai arca .
Yang tak kalah menariknya adalah adanya tumbuhan yang tumbuh diatas batu dan hidup diatas semacam serangga yang sudah mati. Sepintas tumbuhan ini mirip seperti bunga udumbara budha yang diyakini hanya mekar setiap 3.000 tahun sekali.Mungkinkah ini adalah bunga udambara budha ???
Berbagai sumber mengatakan kalau bunga udambara budha yang melegendaris itu bisa tumbuh diberbagai media, seperti daun, batu, kaca, baja, papan, besi, tembaga dll. Bunga udumbara budha yang terdapat di Gua Lorong Kereta ini memiliki kelopak yang masih kecil dengan tangkai yang seperti benang sutra. Siapa yang melihatnya pasti bakalan terkesima dan terkagum-kagum.
Berbagai sumber mengatakan kalau bunga udambara budha yang melegendaris itu bisa tumbuh diberbagai media, seperti daun, batu, kaca, baja, papan, besi, tembaga dll. Bunga udumbara budha yang terdapat di Gua Lorong Kereta ini memiliki kelopak yang masih kecil dengan tangkai yang seperti benang sutra. Siapa yang melihatnya pasti bakalan terkesima dan terkagum-kagum.